Ancaman Kekeringan Mulai Melanda, Ribuan Warga Berbondong-bondong Serbu Sungai Lematang


LAHAT, suarasumsel.net —- Hujan yang tak kunjung turun beberapa pekan terakhir semakin menjadi ancaman dan menambah penderitaan masyarakat atau ‘Jeme Lahat’.

Kekeringan tersebut, bukan hanya menghantui warga juga mengancam ‘Lahan Pertanian’ yang sudah banyak mengalami kekeringan akibat hujan tak kunjung turun.

Tidak sampai disitu saja, dampaknya masyarakat mulai harus ‘Merogoh Kocek’ tambahan untuk memenuhi kebutuhan air bersih akibat mulai mengeringnya sumur sumur warga di Kabupaten Lahat.

“Benar, hampir setiap hari kami ke Sungai Lematang untuk mencuci, mandi. Sedangkan untuk kebutuhan air bersih, kami membeli dari air sumur bor dengan cara memesan seharga Rp.60 ribu/tedmon,” ungkap Aulia (33) warga Suka Negara kecamatan Lahat, Kabupaten Lahat pada Minggu (3/9/2023).

Hal senada juga dikatakan Feri Agustian (42) warga kelurahan Talang Jawa Selatan, Kabupaten Lahat, dirinya bersama keluarga setiap hari menyerbu ‘Sungai Lematang’, dikarenakan, air sumur sudah mengalami kekeringan.

“Ya, harus bagaimana lagi. Air sumur telah kering, sehingga, untuk memenuhi kebutuhan mencuci pakaian, dan mandi kami sekeluarga setiap hari ke-Sungai Lematang,” ucapnya.

Lalu, sambung Feri Agustian, untuk air bersih memesan dengan harga sebesar Rp.65 ribu/tedmon. Kalau kekeringan ini terus melanda Lahat, hingga, beberapa pekan kedepan artinya warga harus siap-siap mengeluarkan uang setiap hari untuk membeli air bersih.

“Harapan kami, dari dampak musim kemarau ini Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lahat bisa memberikan solusi yang terbaik, guna membantu masyarakat yang telah dilanda kekeringan,” pintanya.

Sementara, Apri (47) warga Desa Suka Negara kecamatan Lahat Kabupaten Lahat menyampaikan, kurang bersemangat untuk melihat persawahan akibat kekeringan yang melanda Bumi Seganti Setungguan ini.

Jika ancaman kekeringan ini terus berlanjut, dikatakan Apri, hingga beberapa pekan kedepan dapat berdampak Negatif bagi Perekonomian, karena, selain ancaman Gagal Tanam masyarakat mulai kesulitan memenuhi kebutuhan air bersih.

“Jelas sangat menjadi ancaman bagi kami yang berpenghasilan dari sawah, terbukti, minggu-minggu sebelumnya kami telah melakukan penanaman padi. Namun, hujan tak kunjung turun sehingga, padi yang baru ditanam mengalami kekeringan,” ucap Apri dengan nada lesu.

Untuk itu, ditegaskan mantan kepala desa (Kades) Suka Negara kecamatan Lahat ini, dirinya berharap usulan kelompok tani sumber hidup desa Suka Negara kepada Pemkab Lahat untuk dibangunnya Irigasi dapat direalisasikan pada Anggaran Belanja Tambahan (ABT) tahun 2023 ini.

“Usulan ke-Pemkab Lahat untuk dibangunnya Irigasi disawah sudah kami lakukan, dan berharap dapat direalisasikan di ABT tahun 2023 ini, agar perekonomian warga tidak terancam kedepan,” pungkasnya. (Din)

Berita Terkait

Top