Harga “Kawe” Turun Rp.500 Perkilogram


LAHAT, Suarasumsel.net — Kendatipun harga ‘Kawe’ (kopi) mengalami penurunan sebesar Rp 500 Perkilogram, hanya saja, petani asal Desa Lawang Agung, Kecamatan Mulak Ulu tetap melaksanakan kegiatannya.

H Yasmin (66) petani asal Lawang Agung membenarkan, memang harga kopi yang sudah dijemur dan ditumbuk terjadi penurunan harga.

“Sebelumnya harga berada diangka Rp 22.000 perkilo, kini menjadi Rp 21.500 perkilo. Ini dipengaruhi perayaan Idul Adha dan tahun ajaran baru (TAB),” terangnya saat dibincangi wartawan SO pada Jum’at (15/7/2022).

Akan tetapi, sambung dia, penduduk yang mayoritas mata pencaharian sebagai petani ini, harus memanen kopinya untuk memenuhi kebutuhan keluarga sehari-hari.

“Walaupun demikian, kami harus memenuhi keperluan keluarga, misalnya, buat membeli alat-alat sekolah, pupuk, racun, dan memasak,” ujar H.Yasmin.

Senada, Rasul (47) petani lainnya mengemukakan, terjadinya penurunan harga kopi tidak lain, disebabkan Idul Adha dan tahun ajaran sekolah.

“Apabila kopi dijual di Lawang Agung hanya Rp 21.500 perkilo, kalau kita ke Kota Lahat bisa Rp 22.000, tetapi, belum ongkosnya yang jauh hingga 2 jam perjalanan,” jelasnya.

Dirinya menjelaskan, banyak petani disini menjual hasil kebunnya kepada tauke di desa saja, daripada mesti ke Kota Lahat.

“Makanya, kita jualnya tidak sekaligus, disesuaikan dengan kebutuhan sehari-hari rumah tangga saja,” imbuhnya. (Din)

Berita Terkait

Top