DPRD Sumsel Minta Buloq Serap Beras Petani


Keluhan para petani terkait harga gabah dan beras yang dinilai merugikan para petani langsung direspon Komisi II DPRD Sumsel melalui rapat kerja yang diadakan di Ruang Rapat Komisi II DPRD Sumsel.

Dimana dihadiri Dinas Pertanian, Dinas Perdagangan, Perum Bulog Divre Sumsel, PT. Sriwijaya Agro Industri (SAI), KTNA Sumsel, Serikat Tani Nelayan Sumsel serta Komite Reforma Agraria Sumsel, beberapa rekomendasi disampaikan oleh Komisi II DPRD Sumsel kepada pihak Bulog.

Anggota komisi II DPRD Sumsel, Azmi Shofix menyampaikan, bahwa beberapa rekomendasi telah disampaikan kepada pihak Bulog, yaitu meminta Bulog Sumsel untuk bekerja sama dengan BUMD Sumsel, PT SAI.

Selain itu, Komisi II DPRD Sumsel tersebut juga meminta Bulog Sumsel dapat menyerap beras dari petani serta meminta kepada satgas Polda Sumsel dan tim sergap pertanian pusat untuk melakukan penyelidikan terhadap dugaan monopoli terhadap anjloknya harga gabah dan beras di tingkat petani.

“Kita menyarankan kepada Dinas Pertanian, Dinas Perdagangan dan Perum Bulog untuk segera melakukan rapat koordinasi bersama mitra kerja pengadaan di seluruh wilayah Sumatera Selatan untuk segera membuat MoU dalam kontrak kerjasama tentang penyerapan gabah dan beras,” kata Azmi.

Azmi juga berharap, gabah dan beras petani yang dibeli dan diserap oleh mitra kerja dan penggilingan-penggilingan kecil juga dapat diserap Bulog sesuai harga yang diterapkan oleh Pemerintah.

“Karena menurut laporan masyarakat, di wilayah OKU Timur harga gabah sekitar 3.200 rupiah, di Banyuasin dari 2.800 sampai dengan 3.200.

Bahkan untuk beras secara globalnya di wilayah Sumatera Selatan antara 6.500 sampai dengan 7.000 rupiah per kilogram,” jelasnya.

Menurutnya, sesuai standar HPP Bulog yang ditetapkan sesuai Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 24 Tahun 2020, untuk harga beras di gudang Bulog berkisar harga 8.300 rupiah.

“Jadi itu kan masih terlalu jauh dari Rp 6.500 hingga Rp 7.000 ke Rp 8.300 rupiah. Paling tidak petani itu masih menikmati di angka Rp 7.300 atau Rp 7.400.

Nanti dari petani dibeli oleh penggilingan di angka Rp 7.500 atau Rp 7.600, kemudian dari penggilingan dijual ke Bulog dengan harga Rp 8.300. Jadi petani itu sangat merasakan dampaknya,” ucap Azmi.

Sementara itu, Wakil Kepala Perum Bulog Divre Sumsel Rahmat Sahjoni mejelaskan, bahwa pihaknya akan segera mengumpulkan beberapa mitra yang ada di Sumsel terkait komitmen yang akan dijalankan nantinya.

“Yang kedua, kita akan menghubungi cabang-cabang yang menyerab beras dan gabah di lapangan,” ujarnya.

Dijelaskannya, hingga hari ini pihaknya mampu menyerap sebesar 8000 ton dan akan terus dilakukan peningkatan dalam penyerapan gabah dam beras tersebut.

“Kalau targetnya 80.000 ton kalau hingga akhir tahun. Tapi kalau untuk kebutuhan kita, InsyaAllah akan kita serap sebanyak-banyaknya,” tuturnya.

Ia juga menjelaskan, untuk penyerapan besar itu sendiri, rencana akan disalurkan kepada ASN serta untuk daerah-daerah lain yang membutuhkan.

“Kalau nanti berasnya juga bagus, pastinya juga akan mengangkat nama baik Provinsi Sumsel dengan kualitas beras yang bagus,” pungkasnya. (ujg)

Berita Terkait

Top