Danau Shuji, Dari Tempat Logistik Perang Jepang Menjadi  Objek Wisata Nasional


Plang Danau Shuji yang terpasang di atas permukaan danau (Photo : Dokumentasi Danau Shuji)

PRABUMULIH, suarasumsel.net —- Danau Shuji adalah sebuah danau dengan luas 8.205 m persegi yang dikelilingi lahan perkebunan karet warga setempat, setelah diberdayakan menjadi objek wisata, lahan perkebunan warga di kanan/kiri pinggiran danau masing-masing seluas 30.000 meter persegi dijadikan area dan tempat sarana dan prasarana penunjang, selain itu terdapat juga lahan milik PT Pertamina Hulu Rokan Zona 4 (PHRZ 4) untuk lahan parkir seluas 10.000 meter persegi.

Lokasi Danau Shuji berada di Jalan Palembang  – Prabumulih, tepatnya di Desa Lembak Kecamatan Lembak Kabupaten Muara Enim yang dapat ditempuh dari Palembang kurang lebih 1.5 jam – 2 jam, sebelum menjadi objek wisata Danau Shuji dikenal masyarakat setempat sebagai bekas gudang logistik tentara Jepang, Danau Shuji juga sempat menjadi Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah bagi masyarakat Desa Lembak dan sekitarnya.

Kini, ditangan kreatif pemuda/pemudi Desa Lembak dan dibawah bimbingan PT PHRZ 4, Danau Shuji telah berubah menjadi salah satu objek wisata nasional dengan omzet mencapai Rp 2.5 Milyar per tahun sekaligus penyandang juara 3 Anugerah Pesona Indonesia (API) award Tahun 2021 kategori destinasi wisata baru.

Area Danau Shuji dilihat dari atas menggunakan drone (Photo : Dokumentasi Danau Shuji)

Pengelolaan Danau Shuji sendiri dijalankan oleh Kelompok Sadar Wisata (POKDARWIS), sebuah kelompok yang dibentuk langsung PT PHRZ 4 untuk mengelolah dan mengembangkan objek wisata Danau Shuji yang diperkuat kelompok – kelompok bentukan PHRZ 4 lainnya seperti Kelompok Sadar Lingkungan (POKDARLING) dan Kelompok Program Tanggap Bencana Kebakaran Danau Shuji (PROTABERDASI).

Omzet pengelolaan Objek Wisata Danau Shuji Capai Rp 2.5 M Per Tahun

Sekretaris POKDARWIS, Silvia terlihat begitu telaten menghitung lembaran karcis tiket masuk permintaan pengunjung saat ditemui di tempat kerjanya, lembaran demi lembaran rupiah pun masuk ke dalam laci meja kasir miliknya, di sela – sela kesibukannya, sesekali Silvia merapikan dan memisahkan tumpukan lembaran rupiah berdasarkan besaran nilai nominalnya.

“1 lembar tiket masuk ke objek wisata Danau Shuji bertarif Rp 5 ribu untuk hari biasa, pada hari – hari besar tarif masuk naik menjadi Rp 10 ribu per orang, pada hari biasa jumlah pengunjung berada pada kisaran 300 – 750 orang per hari sedangkan pada hari libur dan akhir pekan jumlah pengunjung meningkat menjadi 600 – 1.000 orang per hari, untuk tarif parkir sendiri dikenakan biaya Rp 3 ribu untuk motor dan Rp 5 ribu untuk mobil,” ujarnya.

Gadis berusia 23 tahun ini menjelaskan, omzet pengelolaan objek wisata Danau Shuji per tahunnya menyentuh angka Rp 2,5 Milyar, jumlah tersebut dialokasikan untuk biaya operasional pengelolaan, pembangunan dan perawatan sarana dan prasarana lainnya, membayar pajak, membantu biaya kebersihan pemakaman desa, mengisi kas 2 Masjid di Desa Lembak serta membantu kegiatan masyarakat.

Patung tentara Jepang yang berada tidak jauh dari loket masuk objek wisata Danau Shuji. (Photo : Novlis Heriansyah)

Logistik Perang Yang Menjadi Objek Wisata

Inisiator pengembangan Danau Shuji, Bob Permana ditemui di sebuah pondok depan pintu masuk objek wisata Danau Shuji menceritakan, berdasarkan cerita turun temurun masyarakat Desa Lembak, dahulu Danau Shuji dipercaya sebagai dapur umum dan gudang logistik tentara Jepang, arti kata Shuji sendiri ada 2 versi, pertama bermakna dapur umum dan versi kedua dipercaya sebagai nama Panglima Tentara Jepang ketika itu.

“Hal itu dapat kita lihat dari sejumlah peninggalan sejarah di seputar lokasi Danau Shuji, diantaranya sisah – sisah batu pondasi yang diyakini bekas bangunan dapur umum tentara Jepang, sekitar 1 km dari Danau Shuji juga terdapat landasan pesawat terbang peninggalan tentara Jepang, namun karena berdekatan dengan sumur minyak dan alasan keamanan landasan tersebut tidak diberdayakan,” ceritanya.

Sambil mengambil sebatang rokok miliknya, Bob Permana melanjutkan, ide dibukanya lokasi Danau Shuji berawal dari masa pendemi covid 19, dimana saat itu Pemerintah melarang masyarakat beraktivitas di pusat keramaian, untuk membuang rasa jenuh dan bosan berdiam diri di rumah, para pemuda – pemudi Desa Lembak melepas kepenatan dengan nongkrong di pinggiran Danau Shuji.

Sembari menyalakan api rokoknya, Bob Permana menambahkan, semakin hari pengunjung Danau Shuji semakin meningkat, oleh karena itu dirinya dengan bantuan Pemerintah desa Lembak mengkoordinir masyarakat membersihkan danau Shuji dari tumpukan sampah sehingga airnya kembali terlihat jernih indah dipandang mata.

Permukaan air danau yang jernih dihiasi barisan saung menambahkan keindahan Danau Shuji (Photo : Dokumentasi Danau Shuji)

“Tidak sampai disitu saja, saya berinisiatif dengan biaya sendiri membangun saung serta sejumlah sarana dan prasarana lainnya untuk pengunjung bersantai, keindahan panorama permukaan danau dihiasi barisan saung di pinggiran Danau menjadi spot berphoto tersendiri yang kemudian viral dimedia sosial sehingga menjadi promosi gratis keberadaan Danau Shuji, hingga akhirnya Danau Shuji secara resmi dibuka untuk umum per tanggal 22 Mei 2021,” tambahnya.

Peran PT PHRZ 4 Mengembangkan Objek Wisata Danau Shuji

Berbekal potensi wisata yang ada dan antusias pengunjung yang datang, Bob Permana berinisiatif mengajukan proposal bantuan pembinaan pengelolaan Objek wisata Danau Shuji kepada PT PHRZ 4, pihak Pertamina pun setuju dan memberikan pembinaan melalui program Corporate Sosial Responsibility (CSR).

Sebagaimana yang dituturkan Pjs. Head Of Comrel & CID PHRZ 4, Erwin Hendra Putra, proposal dari inisiator pengelolaan Danau Shuji ditindaklanjuti dengan melakukan pemetaan sosial dan penentuan road map selama lima tahun ke depan, dengan pertimbangan lokasinya yang berdampingan dengan lahan Pertamina dan berjarak sekitar 2 km dari jalan lintas Provinsi, pihaknya memutuskan menyetujui proposal yang diajukan.

“Road map pembinaan pengelolaan dan pengembangan objek wisata Danau Shuji secara bertahap dimulai tahun 2020 dengan melakukan pembentukan kelompok kerja dan perbaikan infrastruktur, tahun 2021 dilanjutkan dengan peningkatan promosi wisata, tahun 2022 peningkatan kapasitas kelompok melalui pelatihan, tahun 2023 melakukan perluasan jaringan kemitraan kerja serta pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT) dan ditahun 2024 direncanakan Danau Shuji menjadi pariwisata mandiri dan ekowisata percontohan,” tuturnya.

Salah satu sisi pinggiran Danau Shuji (Photo : Dokumentasi Danau Shuji)

Masih menurut Erwin Hendra Putra, tahun 2020, PHRZ 4 mengawali pembinaan dengan membentuk kelompok kerja yakni, Kelompok Sadar Wisata (POKDARWIS) yang mengelolah objek wisata Danau Shuji beranggotakan 61 orang dan Kelompok Sadar Lingkungan (POKDARLING) untuk mengelolah sampah menjadi pupuk organik dan anorganik beranggotakan 10 orang.

“PHRZ 4  juga membentuk Kelompok Program Tanggap Bencana Kebakaran Danau Shuji (PROTABERDASI) beranggotakan 15 orang yang dilatih khusus mengantisipasi bahaya kebakaran, melalui 3 kelompok tersebut, program Plastik Daur Ulang (Pakdalang), program Sarah (Sampah Bawa Berkah) dan Program Pengolahan Sampah Terpadu (Pesat) dapat berjalan,” ujarnya.

Erwin Hendra Putra meneruskan, Tahun 2021, PHRZ 4 melanjutkan pengembangan Danau Shuji dengan meningkatkan promosi wisata sehingga berhasil menyabet juara tiga nasional Anugerah Pesona Indonesia (API) Award 2021, selanjutnya tahun 2022 PHRZ 4 meningkatkan kapasitas 3 kelompok yang dibentuk melalui pelatihan yakni    kerajinan sablon, antisipas bahaya kebakaran dan pengolahan limbah.

“Tahun 2023, PHRZ 4 melanjutkan pembinaan dalam bentuk perluasan jaringan kemitraan kerja yang berpotensi menunjang kemajuan objek wisata Danau Shuji sehingga tahun 2024 mendatang pengelolaan Objek Wisata Danau Shuji sudah menjadi pariwisata mandiri dan sebagai ekowisata percontohan,” terusnya.

TERIMA KASIH UNTUK PERTAMINA

Meningkatnya jumlah pengunjung objek wisata Danau Shuji tidak terlepas dari peran serta PHRZ 4 yang memberikan bimbingan pengelolaan manajemen dan pengembangannya, tingginya tingkat kunjungan ke Danau Shuji juga memberikan dampak positif pada peningkatan pendapatan masyarakat sekitar.

Salah satu penjual oleh – oleh khas Desa Lembak, Elvira saat diwawancarai di kios jualannya mengucapkan terimakasih atas bantuan PT PHRZ 4 terhadap pengembangan objek wisata Danau Shuji, meningkatnya jumlah pengunjung Danau Shuji telah meningkatkan pula omzet penjualan oleh – oleh kuliner di kios dagangannya.

“Sebelumnya, Danau Shuji hanya dikenal dan dikunjungi penduduk lokal saja, omzet penjualan pedagang oleh – oleh kuliner pun pada hari biasa hanya berkisar Rp 3 juta – Rp 4 juta per hari, sedangkan hari libur dan akhir pekan omzet penjualan berkisar Rp 7 juta – Rp 8 juta, setelah PHRZ 4 memberikan pembinaan, Danau Shuji dikenal dan dikunjungi masyarakat dari berbagai kota dan omzet kami meningkat drastis hingga mencapai Rp 15 juta – 25 juta perhari,” pungkasnya.

Hal senada juga disampaikan Kepala Desa (Kades) Kecamatan Lembak Kabupaten Muara Enim, Jasmadi menuturkan, sejak awal Pemerintah Desa Lembak mendukung penuh dirintisnya area Danau Shuji sebagai tempat wisata bahkan Pemerintah desa menggerakkan masyarakat bergotong royong membersihkan Danau Shuji dari tumpukan sampah, tidak hanya itu saja, Pemerintah desa juga memberikan dukungan administrasi secara penuh untuk berhubungan secara birokrasi.

“Objek wisata Danau Shuji semakin berkembang pesat sejak PT PHRZ 4 turun langsung memberikan pembinaan manajemen pengelolaan dan pengembangan Danau Shuji, antusiasnya pengunjung yang datang memberikan dampak positif bagi peningkatan perekonomian masyarakat dan pengentasan angka pengangguran dan kemiskinan,” tuturnya.

Jasmadi merincikan, dengan bantuan PT PHRZ 4 Mengembangkan objek wisata Danau Shuji, setidaknya 86 tenaga kerja terserap diikut sertakan dalam pengembangan objek wisata Danau Shuji, 12 Kepala Keluarga (KK) terentaskan dari kemiskinan, pergerakan Usaha Mikro, Kecil Menengah (UMKM) bergeliat dan sebanyak 19.701 jiwa penerima manfaat tidak langsung di Kecamatan Lembak.

“Saya atas nama masyarakat Desa Lembak mengucapkan terimakasih yang sebesar – besarnya kepada PT PHRZ 4 yang telah memberikan bimbingan pengembangan pengelolaan Danau Shuji sebagai objek wisata, berkat PT PHRZ 4 kini Desa Lembak menjadi desa wisata tingkat nasional, semoga dibawah bimbingan PT Pertamina objek wisata Danau Shuji dapat semakin berkembang dan memberikan manfaat kepada masyarakat Desa Lembak,” ucapnya. (Novlis Heriansyah)

Berita Terkait

Top