Herman Deru Lepas 40 Ribu Ekor Ikan


Gubernur Sumsel, H Herman Deru minta masyarakat Sumsel, budayakan potensi kearifan lokal seperti ekosistem yang terdapat dialiran sungai. Hal itu diungkapkannya secara langsung saat melepas 40 ribu ekor ikan nilem dan ikan jelawat di sungai Rupit-Rawas, Selasa (29/6) sekitar pukul 13.00 WIB, di Kelurahan Muara Rupit, Kabupaten Muratara

“Kita harus bangga menjadi masyarakat Sumsel yang penuh dengan kearifan lokal. Sungai salah satu termasuk budaya kita, budaya itu tidak hanya pakaian atau bahasa, kuliner lokal dari ikan juga termasuk kearifan lokal,” katanya.

Dia meminta seluruh masyarakat, ikut menjaga ekosistem yang sudah ada seperti aliran sungai. Seperti melepas bibit ikan lokal yang sudah mereka lakukan. “Ikan nilem, ikan belida, ikan jelawat. Itu asli ikan ikan lokal yang ada di wilayah kita Sumsel dan mesti dilestarikan serta kita jaga,” timpalnya.

Menurutnya, masyarakat boleh menerapkan moderenisasi namun jnganbsekali kali meninggalkan kearifan lokal. “Saya minta lembaga adat itu dihidupkan dan harus bangga menjadi wong Sumsel,” ujarnya.

Gubernur menerangkan sangt banyak Suku yang tinggal di wiayah Sumsel, mulai dari suku palembang, suku gumai, suku semendo, suku lintang, suku kayuagung, suku anak dalam, suku komring , suku lematang, suku musi, suku rawas, suku pasemah, sekayu, banyuasin, dan suku ogan.

Begitu juga dengan bahasa yang digunakan sangat beragam. Bahkan banyak budaya yang berkembang di sepanjang aliran sungai, mulai dari sungai Musi, sungai Ogan, sungai lematang, sungai rawas, batang hari dan lainnya.

Sementara itu, wakil Bupati Muratara H Inayatullah menegaskan, Pemerintah Kabupaten Muratara sangat konsisten menjaga aliran sungai. Bahkan pihaknya, sangat melarang warga di Muratara melakukan aktivitas yang merusak ekosistem sungai seperti menyetrum, meracun dan mengebom ikan.

“Saya harap kondisi alam dan lingkungan di Muratara harus tetap terjaga dan diatur dengan baik, ini untuk kepentingan bersama dan genarasi penerus di masa datang,” ucapnya.

Menurutnya, aliran sungai dan lingkungannya, bisa menjadi sumber ekonomi dan berperan vital dalam kehidupan masyarakat. “Sungai bisa menjadi penolong dan ekosistem di dalamnya bisa dimanfaatkan sebagai asupan pangan dan tambahan gizi untuk masyarakat,” tutupnya.

Sekertaris Dinas Pertanian dan perkebunan yang membawahi bidang perikanan di Muratara, Mustopho mengatakan, ada sekitar 40 ribu ikan yang mereka lepas ke aluran sungai saat ini. Jenisnya hanya dua macam seperti ikan jelawat dan ikan nilem.

“Ikan nilem dan jelawat ini dulunya banyak di temui di aluran sungai kita, tapi sekarang ikan jelawat sudah langka. Jenisnya seperti ikan kebarau bisa mencapai ukuran besar setengah meter lebih,” ujarnya.

Berita Terkait

Top