Gunakan Drone, Bupati Banyuasin Kembali Gaungkan Pupuk Organik


Memasuki era kemajuan tekhnologi yang saat ini berkembang pesat, Bupati Banyuasin H. Askolani mengajak para Petani Tradisional, berani menerapkan konsep pemanfaatan tekhnologi khususnya di bidang Pertanian.

Keseriusannya dalam mengembangkan potensi kemajuan di bidang pertanian ini, terlihat dari areal persawahan miliknya yang sudah menggunakan tekhnologi modern mulai dari pengolahan lahan, penyemaian, pemupukan dan penyemprotan dengan menggunakan Drone sebagai media dalam pemberian pupuk bibit Padi, sekaligus sebagai percontohan areal persawahan yang sudah menggunakan Pupuk Organik Padat dan Cair di lahan sawah seluas kurang lebih 135 Hektar.

Dari lahan percontohan ini, nantinya dapat diterapkan oleh seluruh petani yang ada di wilayah Kabupaten Banyuasin, sehingga para petani kembali menggunakan pupuk organik.

Selain itu suami dari dr. Sri Fitriyanti ini juga mengajak kepada para anak muda agar tidak malu untuk menjadi petani, dan mengembangkan sektor pertanian di desa masing-masing dengan menerapkan ilmu pengetahuan yang didapat selama menimba ilmu di dunia pendidikan.

“Setelah kita coba dengan kemajuan tekhnologi dan konsep Petani Millenial hasilnya Alhamdulillah ternyata efektif dan efisien dan hasilnya lebih maksimal. Untuk penggunaannya di lapangan kita juga melibatkan kalangan akademisi dan para petani milenial sehingga dapat menerapkan ilmunya, sehingga pertanian akan lebih berkembang pesat,” ucap Askolani di sela-sela panen padi di areal persawahan miliknya,  (26/1/2022).

Lanjut dia, menggunakan pupuk organik adalah solusi bagi para petani mengingat kelangkaan pupuk kimia dan harga pupuk kimia yang tinggi, menurutnya, penggunaan pupuk organik bukan hal baru dalam dunia pertanian, memang sudah warisan nenek moyang.

“Hasilnya sama, namun harga lebih murah dan lebih mudah didapat. Sudah dapat hasil yang baik, juga bisa menekan biaya produksi, sekaligus juga dapat menaikkan hasil produksi,” jelasnya.

Masih kata Askolani, ke depan Pemda akan membuat kebijakan untuk membuat hasil produksi di Banyuasin, dan akan dikelola Daerah sehingga menambah penghasilan masyarakat.

“Saya yakin dan percaya, kalau semua sudah sesuai dengan harapan, Banyuasin bisa jadi pilot projek penerapan teknologi, pupuk organik. Lahan ini menjadi percontohan, kita siapkan tempat mereka para petani untuk melakukan berbagai macam uji coba, dan ke depan kita juga akan mengintegrasikan antara pertanian maupun peternakan,” tambahnya.

Ditempat yang sama Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) Lubuk Lancang Ariyanto mengatakan, setelah dilakukan pemupukan dengan menggunakan pupuk organik Hasilnya tidak terlalu jauh berbeda, hanya di reaksinya saja yang berbeda.

“Di lahan ini kita lakukan uji coba dengan menggunakan dua jenis pupuk organik, yakni pupuk padat dan cair. Hasilnya hampir sama, hanya dari reaksinya saja yang berbeda, kalau yang kimia itu lebih cepat bereaksi namun agak merusak postur tanah, sedangkan untuk organik dia bereaksi pelan namun tidak merusak unsur tanah, dan untuk hasil panen sama saja tidak berpengaruh,” bebernya.

Sementara itu, Direktur Perumdah Sei Sembilang Heryadi M Yusuf mengatakan, dengan potensi yang dimiliki Banyuasin dapat menambah profit di Banyuasin, dan BUMD akan mempersiapkan segalanya, mendidik anak-anak milenial yang punya potensi, sehingga teknologi dapat diterapkan.

“Saat ini kita juga sudah menyiapkan segala sesuatunya, tentunya dengan konsep seperti ini dapat menambah PAD untuk Banyuasin, tentunya petani bisa lebih sejahtera,” ucapnya. (Kom)

Berita Terkait

Top